KEMELEKATAN ATAU KETERIKATAN ADALAH SUMBER PENDERITAAN

KEMELEKATAN ATAU KETERIKATAN ADALAH SUMBER PENDERITAAN

ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Bapak Ibu dan Teman Teman Yang Lapang Hati Lapang Rezeki, Sadar atau tidak dalam perjalanan hidup ini, seringkali kita mengejar kebahagiaan dengan cara mengumpulkan lebih banyak hal: harta benda, status, hubungan, atau bahkan ide dan keyakinan.

Kita merasa bahwa semakin banyak yang kita miliki, semakin aman dan bahagia hidup kita. Namun, ironisnya, seringkali justru di situlah letak akar penderitaan kita.

Konsep kemelekatan atau keterikatan adalah inti dari filosofi spiritual yang mendalam. Ini bukan berarti kita tidak boleh memiliki atau mencintai sesuatu. Kemelekatan adalah kondisi di mana kita menggantungkan kebahagiaan dan kedamaian batin kita pada hal-hal di luar diri. 

Ketika kita terikat pada sesuatu—apakah itu uang, pasangan, pekerjaan, atau pandangan pribadi—kita secara otomatis menciptakan ketakutan akan kehilangan.

Bayangkan sebuah tali yang mengikat kita pada sebuah objek. Selama objek itu ada dan memenuhi harapan kita, kita mungkin merasa baik. Tapi begitu objek itu berubah, hilang, atau tidak lagi sesuai keinginan kita, tali itu akan menarik kita, menyebabkan rasa sakit, kekecewaan, dan kepedihan. Penderitaan muncul bukan karena kehilangan itu sendiri, melainkan karena kita terikat pada keberadaannya.

Misalnya, kita terikat pada pekerjaan yang mapan. Ketika terjadi PHK, bukan hanya kehilangan pendapatan yang menyakitkan, tapi juga hilangnya identitas, rasa aman, dan tujuan yang selama ini kita sandarkan pada pekerjaan itu. Kita melekat pada "siapa saya" berdasarkan pekerjaan tersebut.

Demikian pula dalam hubungan. Ketika kita terlalu melekat pada pasangan, setiap argumen kecil bisa terasa seperti akhir dunia, dan perpisahan bisa menghancurkan. Bukan cinta itu sendiri yang menyebabkan penderitaan, melainkan keterikatan yang tidak sehat yang menuntut pasangan untuk selalu memenuhi ekspektasi kita.

Membebaskan diri dari kemelekatan bukan berarti menjadi apatis atau tidak peduli. Sebaliknya, ini berarti mencintai, menikmati, dan menghargai apa yang ada, tetapi dengan kesadaran bahwa semua hal bersifat sementara. Kita memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak berasal dari apa yang kita miliki, melainkan dari kedamaian batin yang kita kembangkan dari dalam.

Dengan melepaskan kemelekatan, kita menjadi lebih bebas. Kita bisa menikmati keindahan hidup tanpa rasa takut kehilangan, bisa berinteraksi dengan orang lain tanpa beban ekspektasi yang berat, dan bisa beradaptasi dengan perubahan tanpa terperosok dalam keputusasaan.

Melepaskan keterikatan adalah langkah krusial menuju kebebasan sejati, ketenangan batin, dan kebahagiaan yang tidak bergantung pada kondisi eksternal.

Kita akan belajar bagaimana agar tidak terikat atau melekat pada masalah, proses dan hasil. Siap ?

Salam Hangat Penuh Cinta Kasih
Jotrii


NB : 
Semoga Membantu, Semoga Bermanfaat
Salam Hangat Penuh Cinta Kasih
Jotrii 

Butuh Konsultasi / Bimbingan Program Ulang Pikiran Bawah Sadar (MQSO : Mekanisme Quantum Sukses Otomatis) ,40 Riyadhoh Lunas Amanah ( Hutang Piutang Riba) , Mentoring Bisnis 25 Minggu,Partner Bisnis Online, Kelas Online Youtube Cuan & Tik Tok Cuan, Sedekah Yatim Piatu & Pengembangan Rumah Tahfiz, Partner WA 08113 888 6999 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEUTAMAAN BACAAN SHOLAWAT NARIYAH , LEBIH UTAMA DIBACA 4.444X DALAM SATU WAKTU

MANIFESTASI ENERGI UNTUK MENARIK REZEKI

5 Bahasa Cinta, Kenali, Pahami dan Penuhi Untuk Kehidupan Lebih Harmoni