Catatan Energi Jotrii

Pada awalnya, tujuan saya Ngeblog hanya untuk menyimpan data,catatan harian, tugas kuliah dan file file lain yang bisa saya ambil di manapun , kapanpun karena saat itu saya belum punya Laptop. Komputer Kantor dan Warnet jadi Andalan saya untuk kerja.

Sekarang, dari Hobi Ngeblogger ini saya bisa dapat penghasilan tambahan. Alhamdulillah.

Kalo Tulisan Tulisan saya ada yang bermanfaat boleh dipraktikan, dibagikan. Kalo nggak ada skip aja. Simple.

Kritik dan saran Hubungi nomor WA 081138886999
Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan

Minggu, 04 Desember 2022

12 Cara Melatih Fokus Anak, Perhatikan Hal-hal Berikut!

12 Cara Melatih Fokus Anak, Perhatikan Hal-hal Berikut!


Bagaimana cara melatih fokus anak? 

Fokus atau konsentrasi merupakan bagian dari kemampuan berpikir yang memungkinkan anak melakukan tugas tanpa menundanya. Fokus juga berkaitan dengan bagaimana Si Kecil menjaga perhatiannya pada sesuatu sampai hal tersebut selesai. Dengan memiliki fokus, anak terhindar dari gangguan yang bisa menggagalkan tujuannya.

Para ahli perkembangan mengungkapkan, rata-rata anak berusia 4-5 tahun sudah mampu fokus pada apa yang dilakukannya. Meski begitu, ada juga anak-anak yang sulit fokus. Jika Si Kecil sangat sulit untuk fokus, Bunda pasti bertanya-tanya apa alasannya. Perhatikan artikel berikut untuk mengetahui lebih banyak tentang fokus anak hingga cara melatih fokus dan konsentrasi anak.

Cara Melatih Fokus Anak dan Penyebab Anak Susah Konsentrasi
Dampak Negatif Pada Anak yang Sulit Fokus

Sulit fokus bisa menimbulkan masalah bagi Si Kecil. Baik di kehidupan sehari-hari atau ketika bersekolah. Berikut di antaranya:

Anak sulit mengetahui kapan harus fokus kepada hal kecil dan besar.
Sulit menyaring visual, suara, dan informasi yang tidak penting.
Susah berkonsentrasi dalam waktu lama tanpa distraksi.
Memiliki banyak pikiran di kepalanya.
Melakukan tugas tanpa memperhatikan panduan sehingga hasilnya kurang maksimal.
Sulit fokus pada satu aktivitas di waktu tertentu.
Susah mengikuti arahan.
Sulit mengikuti pembicaraan.
Beberapa anak yang kesulitan fokus mungkin terlihat seperti sedang melamun. Di sisi lain, mereka juga terlihat seperti sedang konsentrasi padahal tidak. Meski begitu, anak-anak bisa menjadi sangat fokus pada hal-hal yang mereka sukai, misalnya seperti olahraga, bermain game atau mendengarkan musik.

12 Cara Melatih Fokus Anak yang Bisa Bunda Lakukan

konsentrasi anak
Membacakan cerita bisa menjadi salah satu cara meningkatkan fokus Si Kecil.
Sebagai orang dewasa, mudah bagi kita untuk menggunakan berbagai teknik untuk meningkatkan tingkat konsentrasi. Namun, bagi anak-anak sangat sulit untuk fokus pada satu hal selama lebih dari beberapa menit. Ini karena mereka memiliki banyak energi dan rasa keingintahuan yang tinggi.

Meski begitu, anak harus melatih fokusnya. Seiring bertambahnya usia, Si Kecil akan membutuhkan kemampuan tersebut untuk belajar dan menyelesaikan tugas penting lainnya.

Jika ingin mengetahui bagaimana membantu Si Kecil agar memiliki tingkat konsentrasi yang lebih baik, Bunda bisa mengikuti 12 cara melatih fokus anak saat belajar atau mengerjakan tugas berikut ini:

1. Membagi tugas besar ke hal-hal kecil
Mengingat tugas besar membutuhkan fokus dan disiplin yang lebih baik, Bunda sebaiknya mencoba cara melatih fokus anak dengan membagi tugas ke hal-hal kecil yang mudah diselesaikan. Ini bisa membantu Si Kecil saat mengerjakan PR, mempelajari keterampilan baru dan menyelesaikan tugas-tugas di rumah. Tugas-tugas kecil membutuhkan waktu lebih sedikit untuk diselesaikan. Si Kecil pun jadi lebih konsentrasi dan mendapatkan kepuasan saat berhasil mengerjakannya.

Sebaliknya, tugas besar akan terasa menghantui Si Kecil karena membutuhkan waktu banyak untuk menyelesaikannya. Ia juga bisa kehilangan motivasi di awal karena menganggap tugas tersebut sangat berat.

2. Menyelesaikan tugas dengan cara menyenangkan
Anak-anak bisa kewalahan jika mereka memiliki beberapa tugas dalam waktu bersamaan. Terlalu banyak pekerjaan bisa membuat lelah otak mereka yang kecil. Oleh sebab itu, tips meningkatkan konsentrasi atau fokus anak dengan memberikan Si Kecil waktu untuk bersenang-senang ketika sedang menyelesaikan tugas. Dengan begitu, ia siap melanjutkan belajar dan menyelesaikan tugas tanpa merasa tertekan. Aktivitas berat dan tidak menarik berpotensi menyebabkan Si Kecil kelelahan dan tidak fokus.

3. Melatih Fokus Anak dengan mengurangi distraksi
Sebagai orang tua, penting untuk menciptakan lingkungan di mana anak dapat belajar dan menjalankan tugasnya tanpa terdistraksi. Kecuali sedang melakukan kegiatan yang benar-benar mereka sukai, sulit bagi anak-anak untuk menghindari gangguan sekecil apa pun. Suara televisi, musik keras dan smartphone merupakan gangguan utama bagi seorang anak. Ciptakan ruang belajar yang kondusif agar dapat membantu cara meningkatkan fokus anak.

4. Atur tenggat waktu saat menyelesaikan satu tujuan
Bunda sebaiknya menetapkan batas waktu penyelesaian untuk satu hal yang dikerjakan Si Kecil. Ini membantunya menyelesaikan tugas sesuai deadline. Meski begitu, pastikan tenggat waktu yang ditetapkan tidak terlalu pendek atau lama karena bisa membuat anak cemas. Batas waktu yang pas membantu Si Kecil fokus pada tugas dan konsentrasinya tidak goyah.

5. Sediakan permainan yang membutuhkan fokus
Ada banyak permainan yang membantu Si Kecil fokus berpikir. Permainan tersebut sangat bagus untuk meningkatkan konsentrasi anak dalam waktu lama. Dengan begitu, anak bisa bersenang-senang sambil membantunya meningkatkan fokus.

Salah satu permainan yang bisa dicoba adalah game dari Cussons Kids Play yang bisa diunduh dengan mudah melalui Google Play. Ada game Amazing Race Through Time With Hot Wheels untuk anak laki-laki dan Rainbow Castle Adventure untuk anak perempuan. Permainan ini dirancang khusus untuk merangsang kemampuan berpikir dan menyelesaikan masalah, lho! Sangat cocok untuk melatih fokus anak.

Kedua game tersebut juga dapat mempererat ikatan dan kekompakan Bunda dan Si Kecil dengan cara yang menyenangkan dan penuh petualangan!

fokus anak
Cara melatih fokus anak dengan cara yang menyenangkan
6. Sediakan waktu jeda di antara aktivitas
Saat anak Si Kecil sedang mengerjakan sebuah tugas, beri tahu dia bahwa ada tugas lain yang akan datang. Namun, beri Si Kecil jeda sebelum dia memulai aktivitas berikutnya. Biasanya, jika seorang anak melakukan sesuatu yang disukai, ia mungkin enggan untuk beralih ke tugas baru. Oleh sebab itu, perlu ada waktu istirahat agar Si Kecil siap beralih ke tugas selanjutnya.

7. Ulangi kegiatan yang sama di waktu yang sama pula
Minta Si Kecil untuk belajar atau menyelesaikan tugas di waktu yang sama setiap harinya. Ini merupakan salah satu cara melatih fokus anak karena akan membantu si Kecil membangun kebiasaan. Dengan mengulangi kegiatannya secara berulang, Si Kecil sudah bisa mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum belajar dan mulai mengerjakan tugas. Ia pun tidak perlu usaha khusus untuk konsentrasi.

8. Berikan tugas harian
Cara membuat anak fokus selanjutnya dengan memberikan beberapa tugas harian yang bisa dilakukan. Orang tua sering khawatir tentang bagaimana meningkatkan konsentrasi anak, tetapi seringkali jawabannya terletak pada aktivitas sehari-hari. Sebagai contoh, minta Si Kecil untuk menyusun buku cerita koleksinya sesuai dengan abjad atau menyiapkan sandwich dengan beberapa topping.

9. Ajak Si Kecil melakukan aktivitas fisik
Anak-anak sangat berenergi dan penuh kehidupan. Untuk membantu mereka menyalurkan energinya, Bunda sebaiknya mengajaknya melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga. Kegiatan fisik membantu Si Kecil memiliki fokus yang lebih baik, mengurangi rasa bosan serta kejenuhan. Itu juga membantunya menjadi lebih sehat.

Nah, setelah melakukan aktivitas fisik seharian, Bunda harus memastikan agar kesehatan dan kebersihannya terjaga. Gunakan produk-produk dari Cussons Kids yang beragam untuk merawat Si Kecil. Mulai dari body wash, 2 in 1 shampoo and conditioner, cologne, pasta gigi dan sikat gigi. Si Kecil yang sedang aktif pasti membutuhkan produk-produk yang membantunya tetap sehat dan segar setiap hari

10. Latih pernapasan Si Kecil
Jika menerima oksigen dalam jumlah yang cukup, otak akan berfungsi secara optimal. Ajarkan anak untuk melakukan beberapa latihan pernapasan dasar yang dapat membantu menenangkan pikirannya. Apabila Si Kecil tidak tampak tertarik, Bunda bisa menemaninya dan melakukan secara bersama-sama. Latihan pernapasan ini juga dapat dilakukan dengan cara menyenangkan. Misalnya seperti meniup gelembung sabun atau memainkan alat musik seperti harmonika.

11. Bacakan cerita kepada anak
Membacakan cerita menjadi salah satu cara terbaik agar anak fokus pada satu kegiatan di satu waktu. Sediakan buku cerita yang menarik dan sesuai dengan usia Si Kecil. Bunda sebaiknya selalu memperkenalkan buku kepada anak hingga mereka beranjak dewasa. Saat membacakan cerita, perhatikan volume suara dan lakukan dengan perlahan.

Ketertarikan Si Kecil pada sebuah cerita akan meningkatkan ketereampilan mendengarkan dan mendorongnya untuk fokus. Ajukan pertanyaan sederhana setiap selesai membacakan cerita untuk memastikan anak mendengarkan dengan cermat. Berikan pertanyaan dengan cara yang menyenangkan dan interaktif ya, Bunda!

12. Sediakan waktu istirahat yang cukup bagi Si Kecil
Pastikan Si Kecil mendapatkan tidur yang cukup di malam hari dan tidak begadang. Mengistirahatkan tubuh dan otak sangat penting jika ingin meningkatkan konsentrasi anak. Dorong Si Kecil untuk istirahat juga di siang hari. Setelah sibuk sepanjang hari dengan sejumlah aktivitas, tidur siang dan malam akan memulihkan tingkat konsentrasinya.


7 Penyebab Anak Susah Fokus
Saat anak susah fokus, belum tentu ia bermasalah atau kurang pintar. Bukan juga karena Si Kecil tidak tertarik pada suatu hal. Bisa saja Si anak sangat ingin fokus, tapi ada hal-hal yang mengganggunya. Ia pun kesulitan untuk mengatasinya. Berikut faktor-faktor yang membuat anak sulit fokus:

Tidak memahami materinya
Anak menjadi susah fokus bisa jadi karena ia tidak mengerti materi atau hal yang dibicarakan orang di sekitarnya. Ketidakpahaman ini akhirnya membuat Si Kecil berhenti memberikan perhatian dan akhirnya berpikir tentang hal lain.

Terdistraksi oleh gangguan eksternal
Dunia di sekitar Si Kecil dapat membuatnya terdistraksi. Mulai dari suara yang berisik maupun visual yang menangkap perhatiannya. Beberapa anak sulit untuk mengatasi gangguan tersebut sehingga membuatnya tidak fokus.


Kurangnya motivasi
Pada beberapa kasus, konsentrasi anak berkaitan erat dengan motivasi. Si Kecil yang tidak termotivasi untuk mendengarkan atau memperhatikan topik tertentu akan sulit untuk fokus.

anak susah fokus
Ada beberapa faktor yang membuat Si Kecil sulit fokus
Tidak mendapatkan nutrisi dan tidur yang cukup
Jika Si Kecil tidak mendapatkan tidur yang cukup—sekitar 8-10 jam—setiap malamnya, ia kemungkinan akan sulit berkonsentrasi. Selain itu, kekurangan makanan bergizi juga menjadi penyebab anak susah fokus. Si Kecil memiliki tenaga untik fokus dan menyerap materi saat nutrisinya tidak terpenuhi.

Gangguan kesulitan belajar
Jika Si Kecil terus-terusan mengalami distraksi, Bunda perlu memperhatikan apakah ia memiliki gangguan kesulitan belajar. Pada beberapa kasus, anak-anak yang sulit fokus, memiliki gangguan kesulitan belajar seperti ADD, ADHD, dan disleksia. Mereka juga mungkin memiliki masalah pendengaran seperti CAPD (Central Auditroy Discrimination Disorder). Anak dengan gangguan kesulitan belajar biasanya membutuhkan bantuan tutor agar bisa fokus dalam memahami materi.

Cemas dengan sekolah
Anak-anak yang merasa cemas dengan sekolahnya menjadi sulit fokus saat belajar di kelas. Kecemasan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti takut punya nilai jelek, tidak nyaman dengan teman-temannya hingga merasa tidak percaya diri.

Gaya belajar yang tidak sesuai
Setiap anak memiliki keunikannya tersendiri. Ia pun mempelajari sesuatu dengan caranya masing-masing. Ada yang lebih mudah menangkap pelajaran dengan melihat, mendengar atau yang melakukannya langsung. Sesuaikan gaya belajar Si Kecil agar bisa fokus pada apa yang ia sukai.

Kurangnya konsentrasi, tidak adanya rutinitas, dan fokus yang goyah adalah penyebab dari banyak masalah yang mungkin dialami seorang anak ketika ia mulai bersekolah. Cara melatih fokus anak diatas merupakan aktivitas sederhana dalam rutinitas harian yang Bunda dapat lakukan untuk membantu Si Kecil meningkatkan konsetrasinya. Untuk meningkatkan motivasi Si Kecil, beri ia reward ketika berhasil menyelesaikan tugas dengan fokus.

 

Minggu, 27 November 2022

Pengetian Fobia, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pengertian Fobia


Fobia adalah perasaan takut berlebihan yang dirasakan seseorang terhadap situasi atau objek tertentu. Ketakutan berlebihan ini tidak jarang menyebabkan depresi, kecemasan, dan kepanikan yang parah. 

Kebanyakan pengidap fobia tahu bahwa ketakutannya tidak beralasan, tapi tidak bisa mengendalikannya dan lebih memilih menghindari objek atau situasi yang ditakuti. Kondisi inilah yang membedakan fobia dengan ketakutan biasa.

Banyak di antara kamu memiliki rasa takut akan suatu objek atau situasi. Namun, kamu bisa dikategorikan mengalami fobia ketika:

Ketakutan yang dirasakan tidak sebanding dengan situasi bahaya yang bisa terjadi akibat situasi atau objek tertentu.


Berlangsung lebih dari 6 bulan.


Ketakutan yang dialami berdampak langsung pada kondisi kesehatan mental dan aktivitas sehari-hari.


Fobia terdiri dari berbagai macam jenis. Berikut adalah jenis fobia yang dikelompokan berdasarkan jenis ketakutannya.

1. Fobia Spesifik

Fobia spesifik merupakan fobia yang umumnya berkembang sejak pengidapnya kecil atau remaja. Misalnya takut terhadap hewan (laba-laba atau ular), takut tertular penyakit seksual (fobia seksualitas), takut jarum suntik (fobia fisik), takut terhadap lingkungan (ketinggian), atau fobia situasi (takut berkunjung ke dokter). Berikut beberapa jenis fobia spesifik yang perlu diketahui:

Aerophobia atau aviophobia, merupakan fobia terbang.


Acrophobia, fobia terhadap ketinggian. Pengidap biasanya menghindari wilayah tinggi seperti gunung, jembatan, dan gedung tinggi. Gejalanya berupa vertigo, pusing, berkeringat, dan penurunan kesadaran.


Anuptaphobia, fobia ini membuat pengidapnya takut terhadap dengan kesendirian (tidak bisa hidup sendiri) atau tak memiliki pasangan hidup.


Ablutophobia, fobia mandi. Fobia ini membuat seseorang takut ketika harus mencuci muka, membersihkan tubuh, atau mandi.


Astraphobia. Banyak orang takut petir atau kilat, tapi pada kasus fobia, pengidapnya akan mengalami serangan panik yang ditandai dengan berkeringat, nyeri dada, mual, mati rasa, jantung berdebar, dan sulit bernapas.


Latrophobia. Jenis fobia yang menimbulkan ketakutan irasional dan membuat seseorang menghindari untuk pergi ke dokter.


Ombrophobia. Ketakutan berlebih pada petir dan kehujanan. Pengidap fobia jenis ini biasanya menganggap hujan atau mendung gelap sebagai sesuatu berbahaya yang bisa mendatangkan bencana.


Pagophobia. Rasa takut akan es atau benda yang dingin dan beku.


Pogonophobia. Rasa takut berlebihan pada jenggot.


Nomophobia. Rasa takut berlebih saat berada jauh atau tidak menggunakan gadget.


Trypophobia. Fobia terhadap lubang yang saling berdekatan.


2. Fobia Kompleks

Fobia kompleks memiliki dampak yang lebih mengganggu dibandingkan dengan fobia spesifik. Kondisi ini biasanya berkembang saat seseorang memasuki usia dewasa. Ada dua jenis fobia kompleks yang paling umum terjadi, yaitu:

Fobia Sosial


Pengidap akan merasa takut dalam situasi sosial. Hal ini membuat kamu menghindari berbagai situasi sosial yang terjadi di sekitar kamu. Kamu bisa mengalami kekhawatiran yang berlebih mengenai situasi sosial yang sedang terjadi. 

Fobia sosial kerap membuat pengidapnya kesulitan untuk menjalankan kehidupan sehari-hari, seperti berbicara dalam kelompok, bertemu dengan orang baru, jalan-jalan ke tempat ramai, hingga makan dan minum di depan banyak orang.

Kondisi ini juga dapat memengaruhi rasa percaya diri seseorang, membuat kamu sulit berkembang, hingga menghambat kemampuan untuk bekerja.

Agoraphobia


Banyak yang berpikir bahwa agoraphobia hanyalah fobia terhadap tempat yang terbuka. Padahal kondisinya lebih rumit dari itu. Pengidap agoraphobia akan merasa cemas berlebihan ketika berada di tempat umum, ruangan tertutup, keramaian, atau situasi yang menyebabkan pengidap merasa kesulitan mendapat pertolongan.

Fobia ini menyebabkan gangguan pada hidup pengidapnya, seperti menurunkan kualitas hidup pengidapnya. Banyak pengidap agoraphobia sulit untuk meninggalkan tempat tinggalnya.

 

Faktor Risiko Fobia

Ada beragam faktor risiko yang bisa menyebabkan fobia pada diri seseorang, misalnya:

Riwayat keluarga atau faktor genetik.


Cedera psikologis atau peristiwa traumatis.


Karakteristik diri, seseorang kemungkinan mengidap fobia bila terlalu malu, pesimis dalam hidung, atau sensitif.


Usia, fobia lebih sering dialami mereka yang masih mudah, misalnya anak-anak atau remaja berusia 13 tahun.


Mendengar sesuatu atau informasi yang menakutkan, misalnya seperti kecelakaan pesawat.


 

Penyebab Fobia

Fobia disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti:

Kejadian Trauma


Situasi yang pernah dilalui bisa menyebabkan seseorang mengalami trauma sehingga menyebabkan fobia terhadap situasi, objek, atau tempat tertentu. Misalnya, pengidap pernah mengalami turbulensi yang sangat parah saat berada di dalam pesawat, kondisi ini bisa memicu fobia naik pesawat atau berada di ruang yang tertutup.

Lingkungan


Fobia juga bisa muncul akibat respon terhadap kondisi lingkungan sekelilingnya. Misalnya, kamu memiliki orangtua atau kerabat dekat dengan kondisi fobia tertentu, hal ini bisa memengaruhi kamu.

Tingkat Stres yang Tidak Diatasi dengan Baik


Stres dapat memicu kondisi cemas dan depresi. Hal ini bisa menurunkan kemampuan kamu untuk beradaptasi dengan situasi maupun tempat yang memicu stres. Jika kondisi stres tidak diatasi dengan baik, kondisi ini menyebabkan cemas dan depresi yang lebih buruk dari sebelumnya. Inilah yang dapat memicu fobia pada situasi atau tempat tertentu. 

Gejala Fobia

Fobia tak hanya ditandai dengan gejala psikis seperti rasa takut saja, sebab fobia juga bisa menyebabkan pengaruh pada kondisi fisik. Berikut beberapa gejala fisik yang bisa dialami pengidap fobia.

Disorientasi atau bingung.


Pusing dan sakit kepala.


Dada terasa sesak dan nyeri.


Sesak napas.


Detak jantung meningkat.


Tubuh gemetar dan berkeringat.


Telinga berdengung.


Sensasi ingin selalu buang air kecil.


Mulut terasa kering.


 

Diagnosis Fobia

Untuk mendiagnosis fobia, dokter akan melakukan wawancara medis seputar gejala yang dirasakan oleh pengidapnya. Gejala ini nantinya akan disesuaikan oleh dokter, mengarah atau tidaknya pada kondisi fobia. Di samping itu, untuk menegakkan diagnosisnya, dokter juga akan bertanya seputar riwayat penyakit yang pernah dialami pengidapnya (termasuk penyakit kejiwaan), kehidupan sosial pasien, hingga riwayat penggunaan obat-obatan.

 

Komplikasi Fobia

Fobia yang tak ditangani dengan efektif bisa menyebabkan beberapa komplikasi pada pengidapnya. Mulai dari mengurung diri (isolasi sosial), perubahan suasana hati yang drastis atau gangguan kecemasan, penyalahgunaan alkohol atau obat, hingga bunuh diri.

 

Pengobatan Fobia

Untuk mengatasi fobia, biasanya dokter akan menggunakan obat-obatan dan psikoterapi. Psikoterapi bisa berupa terapi eksposur untuk mengubah sudut pandang terhadap subjek atau situasi menakutkan dan cognitive behavioral therapy (CBT) yang menggabungkan terapi eksposur dengan terapi lain. CBT lebih ditekankan pada cara mengendalikan pikiran dan perasaan. Selain itu, pengobatan fobia juga bisa melalui pemberian obat-obatan yang diharapkan mampu mengurangi gejalanya.

Kamu juga bisa melakukan perawatan di rumah dengan melakukan teknik relaksasi agar cemas dan ketakutan yang kamu rasakan bisa ditangani. Melakukan latihan pernapasan saat fobia muncul juga bisa menjadi hal yang kamu lakukan untuk meredakan fobia atau cemas yang dirasakan.

 

Pencegahan Fobia

Sebenarnya belum ada cara yang ampuh untuk mencegah fobia. Namun, bila memiliki fobia spesifik contohnya, cobalah pertimbangkan untuk meminta bantuan ahli psikologis, apalagi jika pengidapnya sudah memiliki anak. Pasalnya, faktor genetika cenderung berperan dalam pengembangan fobia spesifik. Di samping itu, seorang anak yang berulang kali melihat reaksi fobia orangtuanya, bisa terpengaruh atau mengembangkan fobia spesifik pada dirinya.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Fobia tidak boleh dianggap sepele, karena bisa memengaruhi kehidupan dan aktivitas sehari-hari. Jika fobia yang dialami semakin parah (sering terjadi) dan menimbulkan serangan panik atau gejala fisik mengganggu (seperti keringat dingin, mual, pusing, jantung berdebar cepat, sesak napas, hingga kehilangan kesadaran), segera bicara pada dokter agar mendapatkan penanganan medis segera.

NHS Choices UK. Diakses pada 2022. Health A-Z. Phobias. 

Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Diseases and Conditions. Specific Phobias.

Mind. Diakses pada 2022. Phobias.