Catatan Energi Jotrii

Pada awalnya, tujuan saya Ngeblog hanya untuk menyimpan data,catatan harian, tugas kuliah dan file file lain yang bisa saya ambil di manapun , kapanpun karena saat itu saya belum punya Laptop. Komputer Kantor dan Warnet jadi Andalan saya untuk kerja.

Sekarang, dari Hobi Ngeblogger ini saya bisa dapat penghasilan tambahan. Alhamdulillah.

Kalo Tulisan Tulisan saya ada yang bermanfaat boleh dipraktikan, dibagikan. Kalo nggak ada skip aja. Simple.

Kritik dan saran Hubungi nomor WA 081138886999
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 04 Maret 2018

Pikiran & Kesehatan

Bismillah,

Selamat pagi, semoga Anda dan Keluarga akan semakin kuat sehat bahagia berkelimpahan sejahtera dan mulia ya, aamiin

Pikiran memengaruhi kondisi kesehatan. Setuju? 

Dalam Energy Medicine Dr. Herbert Spencer dari Universitas Harvard mengatakan bahwa jiwa dan tubuh saling melengkapi dan 90% penyakit tubuh disebabkan oleh jiwa. Ini yang disebut Psyco-Somatic Disease.

Pada tahun 1986 ,salah satu fakultas kedokteran di San Fransico menambahkan dalam sebuah penelitian tentang dialog dengan jiwa. Menurut penelitian itu, lebih dari 75 % penyakit tubuh berasal dari dialog negatif dengan jiwa. Itulah yang oleh ahli jiwa disebut " sandiwara internal"

Inilah cara orang menggambarkan kehidupan dalam benaknya, termasuk pikiran pikiran dan susunan dalam mentalnya. Yang demikian ini menyebabkan banyak penyakit, antara lain serangan jantung, pusing, tekanan darah, melemahnya sistem syaraf dan menurunya kekebalan tubuh. Bahkan dapat menyebabkan kanker.

Pikiran jiwa berpengaruh pada anggota tubuh bagian dalam, seperti bertambahnya detak jantung, suhu tubuh, proses bernapas, dan tekanan darah yang ikut memengaruhi liver, ginjal, limpa, lambung, paru paru dll.

Pikiran memengaruhi panca indra kemudian memengaruhi seluruh tubuh bagian dalam sehingga menyebabkan hilangnya keseimbangan energi seseorang dan mengakibatkan munculnya berbagai penyakit.

Dalam sebuah Hadist Rasulullah SAW bersabda " Jangan kalian pura pura sakit sehingga benar benar jatuh sakit"

Hadist ini menegaskan bahwa pikiran bisa menimbulkan penyakit.

Jadi, Pikiran berpengaruh pada kesehatan, baik pikiran positif maupun negatif.

Pilih mana? 

Selamat hari minggu, Semoga Anda Sehat selalu dengan berfikir dan berperasaan positif. Aamiin

Mari perbanyak istighfar, sholawat, sedekah, baca qur'an dan sholat berjamaah tepat pada waktunya. Semoga semakin taqwa, Aamiin

Sekian dari Saya
Salam Hangat Penuh Cinta Kasih

Joko Triyono alias Follow IG @Jotrii

NB :

Kesegaran dan kesehatan rongga mulut mempengaruhi senyum manis keluarga Anda, jaga dengan bit.ly/pastagigikeluarga

Salam Peluang Bisnis Ganti Merek Zaman Now!
15 Tahun terbukti dan teruji di sini >>bit.ly/bisnisgantimerekyuk

Jika bermanfaat, silahkan bagikan

Terimakasih

*) Dari berbagai sumber

Kamis, 10 Maret 2011

Tentang Psikosomatis

Tentang Psikosomatis
Ketika pertama kali mendengar bahwa orang bisa sakit karena pikiran saya tidak percaya. Namun karena melihat ada anggota keluarga yang mengeluh sakit segala macam mendadak sembuh ketika dokter yang memeriksa berkata tidak ada masalah dengan kesehatannya. Saya juga teringat waktu masih Sekolah Dasar (SD) saya berulangkali sakit menjelang ulangan. Inilah yang oleh para psikolog disebut penyakit psikosomatis.
Definisi Psikosomatis
Gangguan fisik yang disebabkan faktor kejiwaan dan sosial. Penyakit ini muncul sebagai akibat dari kondisi emosional seperti marah, depresi dan rasa bersalah. Berdasarkan data dari Departemen Penyakit Dalam FKUI, 15–30 persen orang meninggal dunia karena gangguan psikosomatis di Jakarta.
Dikabarkan ada seorang karyawan pria yang gemar bermain saham. Pria ini mengeluh sakit maag dan nyeri di dada. Karena dari hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan gangguan kesehatan maka dokter menduga pria ini mengalami gangguan psikosomatis dan merujuknya ke bagian jiwa. Dari hasil wawancara, ditemukan bahwa pria tersebut berlatar belakang keluarga yang pas-pasan sehingga ia takut kehilangan uangnya saat bermain saham. Beban pikiran itu bermanifestasi menjadi keluhan fisik yaitu nyeri lambung.
Bagaimana Terjadinya Penyakit Psikosomatis?
Meskipun tidak terlalu sering ditulis, setiap pikiran/ide/emosi akan mempengaruhi reaksi fisik seseorang.
David Cheek M.D., dan Leslie LeCron menulis dalam buku mereka, Clinical Hypotherapy (1968), terdapat 7 hal yang bisa mengakibatkan penyakit psikosomatis:
1. Internal Conflict: Konflik diri yang melibatkan minimal 2 Part atau Ego State.
2. Organ Language: Bahasa yang digunakan oleh seseorang dalam mengungkapkan perasaannya. Misalnya, “Ia bagaikan duri dalam daging yang membuat tubuh saya sakit sekali.” Bila pernyataan ini sering diulang maka pikiran bawah sadar akan membuat bagian tubuh tertentu menjadi sakit sesuai dengan semantik yang digunakan oleh klien.
3. Motivation/Secondary Gain: Keuntungan yang bisa didapat seseorang dengan sakit yang dideritanya, misalnya perhatian dari orangtua, suami, istri, atau lingkungannya, atau menghindar dari beban tanggung jawab tertentu.
4. Past Experience: Pengalaman di masa lalu yang bersifat traumatik yang mengkibatkan munculnya emosi negatif yang intens dalam diri seseorang.
5. Identification: Penyakit muncul karena klien mengidentifikasi dengan seseorang atau figur otoritas yang ia kagumi atau hormati. Klien akan mengalami sakit seperti yang dialami oleh figur otoritas itu.
6. Self Punishment: Pikiran bawah sadar membuat klien sakit karena klien punya perasaan bersalah akibat dari melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan nilai hidup yang klien pegang.
7. Imprint: Program pikiran yang masuk ke pikiran bawah sadar saat seseorang mengalami emosi yang intens. Salah satu contohnya adalah orangtua menanam program ke pikiran bawah sadar anak dengan berkata, “Jangan sampai kehujanan, nanti bisa flu, pilek, dan demam.”
Bagaimana menangani penyakit psikosomatis? Penanganan pada orang dewasa dapat dilakukan dengan:
1. Obat (penenang, anti depresan, tidur)
2. Olahraga/relaksasi dan rekreasi
3. Meningkatkan ibadah
4. Hipnoterapi
Karena yang menjadi sumber masalah sebenarnya adalah emosi maka terapis harus mampu membantu klien memproses emosi terpendam yang menjadi sumber masalah.
Tebbets, pakar hipnoterapi terkemuka mengatakan bahwa ada 4 langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi penyakit psikosomatis dan menghilangkan simtomnya melalui teknik uncovering:
1. Memori yang menyebabkan munculnya simtom harus dimunculkan dan dibawa ke level pikiran sadar sehingga diketahui.
2. Perasaan atau emosi yang berhubungan dengan memori ini harus kembali dialami dan dirasakan oleh klien.
3. Menemukan hubungan antara simtom dan memori.
4. Harus terjadi pembelajaran pada secara emosi atau pada level pikiran bawah sadar, sehingga memungkinkan seseorang membuat keputusan, di masa depan, yang mana keputusannya tidak lagi dipengaruhi oleh materi yang ditekan (repressed content) di pikiran bawah sadar.
Bagaimana Psikosomatis pada Anak-Anak?
Agar dapat ditangani dengan baik, perlu diteliti dulu faktor penyebabnya. Psikosomatis pada anak dapat disebabkan oleh:
1. Faktor intern: Anak bersifat pencemas, histerikan atau introvert.
2. Faktor lingkungan:
a. Pola asuh orang tua yang perfeksionis atau suka member label jelek yang meruntuhkan harga diri anak.
b. Lingkungan yang sangat mengganggu seperti: Sulit memahami pelajaran di kelas; Takut pada guru yang galak; Takut gagal menghadapi ulangan; Tidak disukai/dimusuhi teman-teman; Cemburu karena kelahiran adik baru.
Penanganan Pada Anak
Kata kuncinya adalah kesabaran dan kasih sayang, yang dapat ditunjukkan orangtua berupa sikap-sikap berikut ini:
1. Penerimaan akan pribadi anak tanpa syarat
2. Berikan perhatian khusus secara emosional sehingga anak merasa tenang dan nyaman.
3. Ubah tuntutan orangtua terhadap anak karena setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda (multiple intelligence)
4. Melatih anak teknik relaksasi sederhana seperti mengambil dan menghembuskan nafas secara perlahan atau membayangkan tempat/makanan yang menyenangkan hati.
Menurut penelitian yang dilakukan Dr Ryke Geerd Hamer, kanker termasuk penyakit psikosomatis. Sebagai contoh Dr Ryke dan istrinya menderita kanker setelah kehilangan anaknya. Dr Ryke terserang kanker testis dan istrinya kanker ovarium.
Pada dasarnya kesehatan manusia adalah hasil interaksi antara pola makan dan pola pikir. Bila pola makan sehat namun suka berpikir negatif maka kesehatan terganggu, demikian pula sebaliknya. Kunci agar terbebas dari penyakit psikosomatis adalah penerimaan diri apa adanya dan bersyukur.
Kemarin adalah masa lalu
Besok masih merupakan misteri
Hari ini adalah hadiah
(Kung Fu Panda)
Jadi, bersyukurlah atas hari ini yang telah dianugerahkan Tuhan pada kita.

Minggu, 20 Februari 2011

Tentang Paru -paru Basah

Minggu pagi ,hengkang dari kasur empuk ,kelar mandi dan sarapan,saya langsung menuju Rumah Sakit Risa Mataram.Bukan saya yang saki t,tapi sahabat saya,Namanya Pak Hendri.Podo jawane lek ndik rantau koyo ketemu sdulur lawas,..hee.

sampai d sana,ngobrol demi ngobrol ,ternyata diagnosanya adalah paru - paru basah.Nah ,langsung share sama beliau jadi banyak pemebelajaran bagi saya pribadi tentang perlunya menjaga kesehatan dengan menjaga pola hidup sehat dan pola makan .Hmmmm..

Makin siang sahabat pak Hendri makin banyak dateng ,...g pake lama ,karena penasaran dengan penyakit paru paru basah,saya sempatakan bincang - bincang dengan perawat plus tanya ke Mbah Goggle...

nah ni saya share tentang apa itu penyakit paru - paru basah .


Paru paru basah

Paru-paru basah merupakan istilah di masyarakat yang sering digunakan dokter/petugas medis untuk menunjukkan kelainan pada rongga paru-paru yang terisi cairan paru-paru. Proses yang sebenarnya terjadi adalah proses peradangan. Kenapa disebut basah, karena memang paru-paru terisi cairan radang.

Penyebab cairan tersebut bisa macam-macam, misalnya :
1.Infeksi (TB paru, pneumonia, dll)
2.Tumor paru (baik yang asalnya dari paru-paru maupun proses penjalaran dari tumor di tempat lain)
3.Trauma (misal hantaman benda tumpul di rongga dada, dll)

Peradangan pleura di Indonesia paling sering disebabkanpenyakit TBC. Radang di dalam paru-paru ini akan menembus pleura yang lalu menimbulkan cairan. Selain TBC, cairan bias muncul bila paru-paru terkena bronkhitis, tumor, bahkan masalah di luar paru-paru, seperti demam berdarah, kekurangan albumin, dan lain-lain. Cairan muncul karena peradangan paru-paru mengganggu permeabilitas (keadaan zat yang memungkinkan lewatnya zat lain) pembuluh darah dan saluran getah bening di daerah tersebut sehingga cairan merembes masuk. “Perlu diingat, cairan tersebut bukan merupakan lendir dari saluran napas atas yang turun ke bawah, tetapi muncul karena peradangan, ”katanya. Tingkat bahaya penyakit ini tergantung pada penyakit dasarnya. Bila disebabkan tumor atau kanker, maka sangat berbahaya. Sedangkan bila karena TBC, infeksi nonspesifik, kekurangan albumin, atau kuman demam berdarah, biasanya tidakterlalu serius

Masyarakat biasanya mengaitkan hal tersebut dengan kebiasaan mandi malam hari, tidur di tempat dingin, berkendaraan motor di malam hari atau dihubungkan dengan kipas angin. Sebetulnya tidak ada kaitan secara langsung.

Kalau paru-paru basah karena posisi infeksi misalnya, penderita harus terpapar terlebih dahulu dengan bakteri/virus yang berkembang di tempat yang menyebabkan penyakit tersebut.
Mengenai menular tidaknya kelainan tersebut, tergantung penyebabnya. Sebagian besar proses infeksi pada paru-paru bisa menular melalui udara, apalagi TBC. Yang paling populer dan diketahui masyarakat biasanya paru-paru basah hanya dimaksudkan untuk penyakit TB paru.
Penyakit TBC atau tuberkulosis merupakan penyakit paru-paru yang sering menyerang anak-anak usia bawah lima tahun (balita), orang dewasa dan tergolong mudah menular. Penyebab bakteri Mikobakterium tuberkulosa, yang berbentuk batang dan tahan asam sehingga sering dikenal sebagai bakteri tahan asam (BTA). Bakteri ini merupakan bakteri yang kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya.

TBC biasanya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang bagian tubuh lain, seperti kelenjar getah bening, selaput otak, tulang, dan lain-lain.

Masa inkubasi (berjangkit) kuman TBC di mulai sejak ia masuk kedalam tubuh sampai memperlihatkan gejala, kira-kira 2 – 10 miggu. Penularan ini dapat melalui pernapasan, percikan ludah dan dahak penderita saat batuk, bersin atau bicara.

Adapun gejala klinis penyakit TB Paru di bagi menjadi dua, yaitu gejala salura napas (respiratorik) dan gejala tubuh secara luas (sistemik).

Gejala saluran napas (respiratorik), antara lain :
1.Batuk disertai dahak selama 3 minggu atau lebih.
2.Kadang dahak keluar bercampur darah.
3.Sesak napas dan nyeri dada.

Gejala tubuh secara luas (sistemik), antara lain :
1.Nafsu makan berkurang.
2.Berat badan menurun atau menjadi kurus.
3.Demam lebih dari 1 (satu) bulan.
4.Berkeringat di malam hari, meskipun tidak melakukan kegiatan.

Untuk mencegah agar tidak terjangkit lagi, kita juga harus mengetahui mata rantai penularannya. Jika seorang penderita TBC berbicara, meludah, batuk atau bersin, maka kuman TBC yang berada di dalam paru-paru akan menyebar ke udara. Bakteri TBC tersebut dapat dihirup oleh orang lain yang berada di sekitarnya.

Pasti banyak di antara kita yang memiliki ruang santai dengan karpet yang menghampar sehingga kita sering tertidur dengan hanya beralaskan karpet bahkan tidur di lantai. Bahkan banyak juga yang masih menggunakan kasur langsung beralaskan lantai. Sebaiknya bagi yang memiliki kebiasaan tidur seperti di atas harus mulai waspada jika merasakan gejala sering sesak napas, batuk-batuk berdahak, dan nyeri dada. Bisa jadi gejala itu adalah tanda-tanda paru-paru basah.Bagi yang belum mengalami gejala di atas, sebaiknya ganti cara istirahat tidurnya. “Sebaiknya gunakan ranjang yang agak tinggi karena ranjang yang tinggi akan menghindarkan dari menghirup uap air yang berasal dari lantai. Namun bagi yang sudah merasakan gejala di atas, berhati-hatilah dan segera periksa ke dokter. Biasanya seseorang yang dinyatakan menderita paru-paru basah akan menjalani terapi hingga 6 bulan. Bila benar dinyatakan menderita paru-paru basah, atau merasa mengalami gejala sesak napas, batuk dan sebagainya,
Cara menyembuhkan TBC adalah minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter, sampai dinyatakan sembuh dengan serangkaian pemeriksaan ulang. Memang terkadang terasa berat minum obat tersebut karena memakan waktu berbulan-bulan.


Sedang cara pencegahannya dengan menjalankan pola hidup sehat, antara lain : makan bergizi seimbang, mejaga kebugaran tubuh, istirahat cukup dan jangan tidur larut malam, jangan merokok (pasif atau aktif) dan membuka jendela rumah pagi sampai sore hari.

Adapun Prof. dr Hembing menyarankan dengan cara herbal untuk pengobatan. Misalnya, daun Pegagan dan daun Sambiloto. Herbal ini terbukti mampu membantu penyembuhan paru-paru basah. Biasanya pengaruh yang dirasakan pertama adalah hilangnya rasa sesak napas dan nyeri pada dada.

Penerapan personal hygiene (kebersihan individual) juga memegang peranan penting, seperti bila batuk harus menutup mulut agar keluarga dan orang sekitar tidak tertular, jangan meludah di sembarang tempat, dan lain-lain.

Salam....

Buat Pak Hendri ,lekas sembuh yyyy....