TERUSLAH BELAJAR BERSYUKUR, MAKA HIDUP SEMAKIN MAKMUR

TERUSLAH BELAJAR BERSYUKUR, MAKA HIDUP SEMAKIN MAKMUR

ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ 

اللهم صلى على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد 

Bapak Ibu dan Teman Teman Yang Lapang Hati Lapang Rezeki, 🤗

Sering kali kita diajarkan (dan mengajarkan) berterima kasih di saat kita di kasih atau di beri sesuatu dari orang lain. Ya tidak salah sih.

Tetapi kebiasaan berterima kasih HANYA di waktu di kasih, ini masalah besarnya. Sehingga akan memunculkan pemikiran dan mindset bersyukurnya di saat di beri saja, ini mentalnya orang pengemis. 

Bersyukur di saat (BISA) memberi itu jauh lebih luar biasa. Karena Rahasia Besar Kehidupan itu memberi terlebih dahulu, bukan menerima dahulu. Misalkan, "Alhamdulillah aku bersyukur sudah menjadi saluran berkat buat orang lain".

"Jadi belajarlah bersyukur dalam keadaan apapun, agar kita menjadi pribadi-pribadi yang PINTAR bersyukur".

Misalkan kita naik motor terjatuh atau tabrakan, kendaraan kita renyek, helm hancur, tetaplah bersyukur, karena bukan kepala Anda dan badan Anda yang renyek hancur.

Di setiap kesulitan PASTI ada kemudahan.

Di setiap kesulitan PASTI ada kemudahan.

Di setiap musibah PASTI ada hikmah baiknya.

Para ilmuwan menemukan, di balik setiap hal negatif, minimal ada 10 hal baik (positif). Jika tidak maka dunia sudah runtuh (kiamat) dari dulu. Itulah besarnya Rahmat dan kasih sayangnya Allah SWT kepada kita semua.

Setiap hal positif selalu saja di lipat gandakan perhitungannya. Mulai dari 10 x, 100 x, 700 x, 1000 x, bahkan bisa lebih dari itu semua.

Namun setiap hal negatif kita, hanya terhitung 1 x hal negatif.

"Secara ilmiah kekutan pikiran positif ratusan kali lebih berkuasa daripada pemikiran negatif Anda". (Michael Bernard Beckwith, The Secret).

Sering kali seseorang berkendara mengeluh, jika menemukan jalan berlubang. Kemudian mengumpat sana sini. Dan pemikiran negatif itu sering kali menjalar untuk mengambil tindakan menyalahkan orang lain. Dari pak RT dan pemerintah setempat sampai presiden di salahkan.

Coba pikir, sebenarnya jalan yang mulus sama jalan yang berlubang banyakan yang mana?

Mengapa di saat melewati jalan yang mulus diam saja?

Mengapa di saat melewati jalan yang mulus tidak berterima kasih ke pak RT dan pemerintah setempat atau pak presiden mereka?

Sering kali kita melihat gula/teh/susu anak habis mengeluh, tetapi di saat tercukupi diem bae.

Sering kali kita melihat gas habis mengeluh, tetapi di saat tercukupi diem seribu bahasa.

Sering kali kita melihat rumah berantakan marah-marah mengeluh, tetapi di saat bersih, rapi, lupa bersyukur.

Sering kali kita di saat mati listrik mengeluh, mengumpat sana-sini, tetapi di saat tersedia pasokan listrik 24 jam non stop, diem seribu bahasa. Sudah pernah berucap "terimakasih kasih PLN?"

"Bersyukur itu buat kepentingan diri kita sendiri".

Sering kali kita tidak adil pada kehidupan yang di sediakan alam semesta.

Sering kali Tuhan bilang ke kita, banyak yang lalai bersyukur yang pada akhirnya kita menyakiti (menzalimi) diri sendiri dengan berkeluh kesah sepanjang hari. Padahal Rahmat Nya seluas langit dan bumi.

Jika saja seluruh pohon di tumbangkan buat penanya dan air lautan buat tintanya, tentu saja tidak cukup untuk menulis semua hal yang harus kita syukuri di syukur tahap 1 ini. Dan itu artinya, tidak sebanding dengan sebanyak apapun yang kita keluhkan.

Ada banyak hal yang bisa Kita Syukuri dari pada Kita keluahkan, sepakat ?? 

Butuh Konsultasi / Bimbingan Program Ulang Pikiran Bawah Sadar (MQSO : Mekanisme Quantum Sukses Otomatis) , Youtube Cuan , 40 Riyadhoh Lunas Amanah ( Hutang Piutang Riba) , Mentoring Bisnis 25 Minggu, Sedekah Yatim Piatu & Pengembangan Rumah Tahfiz, Partner WA 08113 888 6999