KAPASITAS REZEKI
KAPASITAS REZEKI
ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
اللهم صلى على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد
Bapak Ibu dan Teman Teman Yang Lapang Hati Lapang Rezeki,
Apa jadinya kalau air galon (19L) dituang ke teko yang kapasitasnya tidak sampai 2L? Tentu banyak air tumpah sia-sia.
Inilah kapasitas (teko) yang secara nyata tak sanggup menampung air 1 galon. Lha mampunya hanya menampung sedikit.
Inilah gambaran kapasitas kita yang terbatas dibandingkan dengan rezeki Allah yang tidak terbatas.
Kapasitas terbatas bukan hanya karena ukuran "dari sananya", tapi juga karena keputusan sendiri.
Hal yang menarik, keputusan sendiri selalu lebih rendah daripada ukuran dari sananya. Maksudnya, bisa saja kapasitas penerimaan kita bisa menampung banyak, tapi seseorang memilih menampung sedikit.
Kapasitas penerimaan ini bisa dilihat dari bagaimana seseorang diberi, lalu ia menerima dan mensyukuri.
Sebanyak apa seseorang diberi adalah ukuran dari sana, dari Allah. Lalu seberapa banyak yang ia terima dan syukuri adalah kapasitas yang ia putuskan.
Contohnya adalah udara sehat. Seseorang dengan mudah dan murah diberi udara sehat. Tapi tidak semua orang menerima, ada yang memilih mengambil udara beracun melalui -maaf- rokok.
Atau ada buah dan sayur dengan antoixidant yang sangat baik bagi kesehatan tubuh, mengeluarkan racun dari tubuh.
Tapi tidak semua orang mau menerimanya, memilih makanan daging yang sudah diolah berkali-kali sehingga menimbulkan masalah pencernaan serta kesehatan lainnya.
Atau air minum yang bersih, tak berwarna, tak berbau. Tapi tidak semua orang mau menerimanya, memilih mengambil air minum berwarna, berbau, yang sudah ditambahi zat pengawet pewarna dan perasa, walau pun lebih mahal.
Artinya apa yang Allah beri, belum tentu seseorang menerima. Sederhananya diberi udara bersih yang gratis, minta udara beracun yang berbayar.
Kapasitas penerimaan juga dibatasi seberapa besar yang ia syukuri. Semakin besar rasa syukur atau rasa terima kasih kepada Alalh, semakin besar pula kapasitas penerimaannya.
Rasa syukur ini adalah indikasi seberapa besar seseorang menerima dan memanfaatkan yang diberi. Semakin besar rasa syukur, semakin besar ia terima dan ia manfaatkan.
Maka ini "memancing" semakin besar yang Allah beri kemudian.
Kendala kita, minta kapasitas rezeki yang besar tapi masih bertahan dengan kapasitas penerimaan yang kecil.
Diberi pasangan bukan disyukuri, malah merasa menjadi beban. Keburukan pasangan seperti lebih banyak daripada kebaikan yang telah diterima.
Kemudahan mendapatkan pinjaman dahulu bukannya disyukuri sebagai rezeki yang mudah, tapi dianggap sebagai beban. Sehingga ingat uang ingat hutang, ingat hutang ingat beban.
Tak ada rasa syukur saat ingat uang.
Lalu bagaimana meningkatkan kapasitas rezeki kita? Mulailah dengan mensyukuri apa yang Allah beri.
Rasa syukur itu selain dengan mengucapkan "Alhamdulillah ya Allah atas kesehatan yang hamba terima" juga dengan memujiNya melalui dzikir. Pun dengan sedekah yang banyak sebagai wujud rasa syukur.
Saat melihat sesuatu, lihatlah apa kebaikan darinya. Lalu ucapkan terima kasih. Termasuk saat melihat kaca, menatap bayangan diri sendiri.
Ucapkan,
"Terima kasih Cinta, kamu sudah menemaniku sejauh ini, aku mengasihimu, aku menyesal, maafkan aku, terima kasih."
Ucapkan berulang kali sampai lega.
Akhirnya kita tak bisa menjadi galon 19L bila memang kapasitas kita hanya sebuah poci 2L, tapi sebenarnya kita tak pernah tahu seberapa besar kapasitas yang bisa kita tampung sampai mati nanti.
Jadi teruslah meningkatkan kapasitas penerimaan, teruslah menampung banyak. Untuk apa? Untuk kita sedekahkan kepada orang lain yang membutuhkan.
Siap ?
Semoga Bermanfaat
Butuh Konsultasi / Bimbingan Pogram Ulang Pikiran Bawah Sadar ( QSO : Quantum Sukses Otomatis) , Youtube , Sedekah Yatim Piatu & Pengembangan Rumah Tahfiz, Partner Bisnis K-link WA 0822 3253 5592
Komentar
Posting Komentar
Tinggakan Pesan, Kritik dan saran ya..